Sukses Penyelenggaraan The 2nd Employment Working Group G20 Indonesia

Yogyakarta (12/5): Mendukung Presidensi Indonesia 2022, Kementerian Ketenagakerjaan menyelenggarakan The 2nd Employment Working Group Meeting pada 10-12 Mei 2022 di Yogyakarta. Dengan mengusung tema Improving the Employment Condition to Recover Together, Kemnaker menyelenggarakan pertemuan yang dihadiri oleh delegasi negara-negara anggpota G20, 6 organisasi internasional, 4 engagement group, serta 7 negara pengamat dan undangan.

Setelah sukses menggelar pertemuan pertama di Bulan Maret 2022, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melangsungkan pertemuan kedua Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjaan G20 yang dikenal dengan The 2nd Employment Working Group (EWG ke-2) pada 10 s.d 12 Mei 2022 di Hotel Tentrem Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri secara tatap muka maupun virtual anggota G20, 6 organisasi internasional, 4 engagement group, serta 7 pengamat dan undangan yang hadir.

Dalam EWG 2 negara anggota G20 beserta delegasi negara tamu dan organisasi internasional membahas 2 (dua) isu prioritas sebagai berikut:

  1. Sustainable Job Creation towards Changing World of Work (Penciptaan Lapangan Kerja Berkelanjutan menuju Perubahan Dunia Kerja)
  2. Adapting Labour Protection Policies for a more Effective Protection and Increased Resilience of all Workers (Adaptasi Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja untuk Pelindungan yang Lebih Efektif dan Meningkatkan Ketahanan Semua Pekerja)

Dengan mengangkat isu-isu tersebut, Kemnaker mengajak negara-negara G20 untuk membangun komitmen pemulihan dunia dari dampak pandemi COVID-19 di bidang ketenagakerjaan, sekaligus bersiap menghadapi tantangan ketenagakerjaan ke depan, khususnya terkait dampak disrupsi ekonomi.

Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi menyebutkan “kedua isu prioritas ini adalah sub tema dari tema utama yang diusung Presidensi G20 Indonesia bidang ketenagakerjaan yaitu Improving the Employment Condition to Recover Together (Meningkatkan Kondisi Kerja untuk Pulih Bersama).” Tema utama ini dipilih Kemnaker untuk merealisasikan tema besar Presidensi G20 Indonesia, yaitu Recover Together, Recover Stronger.

HARI PERTAMA

Selasa, 10 Mei 2022

Pada hari pertama dibahas isu prioritas “Sustainable Job Creation towards Changing World of Work”.  Kemnaker menyoroti berbagai masalah ketenagakerjaan global, seperti pengangguran dan kesenjangan pekerjaan layak. Untuk itu, bersama para delegasi dibahas pentingnya kerja sama dalam pengembangan UMKM dan wirausaha. Kemnaker mendorong peranan G20 untuk terus memperbaharui inisiatif kerja sama, kebijakan dan program yang menjamin penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan, usaha mendukung pelaku usaha dan wirausaha yang berkelanjutan dan pasar tenaga kerja yang inklusif di era pasca COVID-19.

Dengan mendorong penciptaan kewirausahaan dan memperkuat UKM sebagai instrumen peluasan kesempatan kerja, diharapkan ekonomi segera pulih dan bangkit dari krisis. Upaya ini dapat didukung dengan menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif dan transformasi informal-formal UMKM, mendukung kewirausahaan dan budaya kewirausahaan dalam upaya pengembangan wirausaha baru, memperkuat pendampingan usaha bagi wirausaha baru dan UMKM, membangun ketahanan pelaku usaha dan UMKM dengan peningkatan kapasitas dan bantuan teknis, serta melindungi hak dan kepentingan pelaku usaha dan UMKM serta pekerjanya.

Di hari yang sama diselenggarakan Welcome Dinner The 2nd EWG Meeting di Candi Prambanan, Yogyakarta. Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengajak seluruh delegasi negara anggota G20 untuk gotong royong memulihkan kondisi ketenagakerjaan global yang merupakan dampak dari Pandemi Covid-19. Dengan gotong royong dan kerja sama yang harmonis, tujuan yang diinginkan dapat tercapai lebih cepat dan efektif.

“Gotong royong atau kerja sama yang harmonis sangat penting bagi kita di sini untuk menyusun pendekatan dan tujuan kebijakan yang komprehensif untuk menjawab masalah yang dihadapi secara efektif. Ketika kita bekerja bersama sebagai satu, langit adalah satu-satunya batasan bagi kita,” kata Menaker. Sebagai salah satu falsafah nilai Indonesia, “gotong” bermakna bekerja dan “royong” berarti bersama. Nilai gotong royong telah mengakar kuat dalam ideologi negara Indonesia dan menjadi dasar solidaritas masyarakat Indonesia. Nilai tersebut sangat relevan guna menjawab berbagai tantangan yang ada, termasuk dalam hal perburuhan dan ketenagakerjaan.

Lebih lanjut ia menyatakan, sebagai forum kerja sama ekonomi internasional yang bergengsi, semakin penting bagi Ekonomi Anggota G20, Negara Undangan, Organisasi Internasional dan Kelompok Keterlibatan untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam semangat multilateralisme untuk menyelesaikan tantangan global ini.

HARI KEDUA

Rabu, 11 Mei 2022

Hari kedua pertemuan EWG ke-2 dibahas isu prioritas “Adapting Labour Protection Policies for a more Effective Protection and Increased Resilience of all Workers”. Tren dunia usaha dan industri saat ini terus bergerak secara dinamis diikuti dengan dinamika di bidang ketenagakerjaan. Untuk itu dibutuhkan pelindungan pekerja yang memadai dan inklusif, yang melindungi pekerja dari guncangan ekonomi akibat bencana dan krisis. Gelombang informalitas baru yang didorong oleh krisis ini dapat membuat banyak pekerja di sektor informal tidak memiliki pelindungan secara sosial dan ekonomi.

“Dunia kerja menghadapi tantangan mendasar. Perubahan pola kerja akibat tren global dan pandemi COVID-19 mendorong pelaku usaha dan pekerja untuk mampu cepat beradaptasi dengan dinamika yang terjadi. Sehingga, memastikan pelindungan semua pekerja menjadi suatu yang esensial,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi. Pelindungan bagi semua pekerja diperlukan untuk mewujudkan kerja layak, serta menghindari perlakuan tidak adil dari pemberi kerja, terutama dalam situasi di mana pekerja memiliki sedikit pilihan dan posisi tawar.

Dirjen Binwasnaker dan K3, Haiyani Rumondang, menambahkan bahwa ada 3 faktor penentu utama pelindungan pekerja, yaitu cakupan pelindungan, tingkat pelindungan, dan tingkat kepatuhan. Beberapa respons kebijakan pelindungan pekerja terhadap tantangan yang terus berkembang dipandang perlu ditinjau ulang dan dibahas lebih lanjut dalam menghadapi perubahan dunia kerja dalam forum EWG ke-2, antara lain kebijakan pengupahan, jam kerja, aspek K3, hak untuk berserikat dan berunding bersama, jaminan sosial dan maternitas pekerja.

HARI KETIGA

Kamis, 12 Mei 2022

Pada hari terakhir pertemuan EWG ke-2, Kemnaker mengusulkan agar G20 menyusun indikator kebijakan ketenagakerjaan yang ramah kelompok rentan. Delegasi EWG ke-2 juga merumuskan zero draft atau draf awal deklarasi yang nantinya akan dideklarasikan oleh Menteri Ketenagakerjaan anggota G20, pada Pertemuan Menteri-menteri Ketenagakerjaan dan Buruh (Labour and Employment Ministerial Meeting). Diaharapkan kegiatan ini dapat membawa hasil nyata untuk Indonesia dan dunia dalam memajukan bidang ketenagakerjaan sebagai salah satu bentuk Pulih Bersama.