Polteknaker Mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Tentang Strategi Peningkatan Peringkat Akreditasi

Jakarta — Mengembangkan suatu institusi pendidikan secara bertahap dan konsisten meningkatkan mutunya secara berkelanjutan harus menjadi komitmen bagi sebuah Perguruan Tinggi. Pernyataan tersebut disampaikan langsung
oleh Direktur Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Prof. Drs. T. Basaruddin, M.Sc., Ph.D., pada FGD yang diselenggarakan oleh Politeknik Ketenagakerjaan, Jumat 8 Oktober.

FGD yang berlangsung di ruang zoom meeting dengan tema Strategi Peningkatan Peringkat Akreditasi Politeknik Bersama Profesor Basaruddin, dilaksanakan dalam rangka persiapan proses akreditasi Prodi D-III Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) dan Akreditasi Perguruan Tinggi (APS) di Politeknik Ketenagakerjaan.

Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT mengatakan dalam menyiapkan akreditasi kampus, ia mendorong Polteknaker untuk mendesain sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan dilingkungan organisasi di Polteknaker.

“Jadi tak perlu copy paste dari Perguruan Tinggi lain sehingga tidak menghilangkan karakteristik organisasi dan tipe budaya organisasinya,” kata Profesor Basaruddin.

Selain itu, Profesor Basaruddin juga menyinggung pentingnya keberadaan Sistem Penjaminan Mutu Internal atau SPMI di sebuah Perguruan Tinggi terutama dalam upaya meningkatkan peringkat akreditasi. Fungsi SPMI ini, lanjut Profesor Basaruddin
yaitu untuk mendeteksi apakah ada indikasi penurunan atau peningkatan mutu.

“Nanti Polteknaker bisa membangun sendiri model SPMI sesuai dengan kebutuhan karena prinsip dasar dari SPMI adalah memastikan penjaminan mutu internal berjalan sesuai dengan standar atau referensi yang sudah ditetapkan,” jelas Profesor
Basaruddin.

Setelah adanya standar yang ditetapkan oleh institusi pendidikan, perlu adanya sistem dan prosedur atau protokol guna mengecek apakah sistem sudah berjalan dengan baik atau tidak. Jika ada indikasi penurunan mutu yang terdeteksi oleh
SPMI, mestinya hal tersebut dapat dikoreksi dengan cepat, sehingga pada saat BAN-PT melakukan monitoring atau evaluasi, semuanya sudah siap. Bila perlu, penurunan mutu tadi, sudah terkoreksi sehingga tidak membutuhkan evaluasi lebih
jauh.

Sebaliknya, apabila terlihat ada potensi yang bisa ditunjukkan atau untuk menaikkan perinkat akreditasi, pihak kampus harusnya bisa lebih percaya diri untuk melakukan reakreditasi, sebab sudah dilakukan asessmen dari mutu internal
lebih dahulu.

“Mengajukan reakreditasi itu tidak coba-coba. Semua atas dasar perhitungan. Termasuk apabila ada pemantauan dari BAN PT. Pihak Perguruan Tinggi, melalui SPMI-nya sudah tahu lebih dulu,” katanya.

Pada akhir FGD, Profesor Basaruddin menyampaikan bahwa politeknik yang berada di bawah lembaga Kementerian agaknya harus berbeda dengan Perguruan Tinggi lainnya. Politeknik Ketenagakerjaan harus dapat mengisi kebutuhan-kebutuhan secara
spesifik sesuai yang diharapkan oleh pemerintah.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Direktur Politeknik Ketenagakerjaan, Elviandi Rusdy, S.E., M.Hum., Ph.D pada sambutannya secara during mengatakan bahwa dua Prodi lainnya yang ada di Politeknik Ketenagakerjaan tepatnya yaitu Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) sudah terakreditasi Baik oleh LAMPTKes, dan Prodi Relasi Industri (RI) sudah dilakukan Asesmen Lapangan oleh Asesor BAN PT.

“Prodi MSDM sedang menunggu jadwal Asesmen Lapangan oleh asesor BAN-PT dan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) sedang menunggu proses dikeluarkannya SK Sementara oleh BAN PT juga,” terang Plt. Direktur Politeknik Ketenagakerjaan.

Berbekal pengalaman dari Asesmen Lapangan yang lalu, lanjut Plt. Direktur Polteknaker, ada beberapa hal yang menjadi catatan. Pertama, kualifikasi dosen bergelar doktoral masih sedikit. Dan perlu dukungan anggaran serta komitmen agar
para dosen di masa mendatang dapat menlanjutkan pendidikan ke jenjang doktoral. Kedua, Jenjang Karir Dosen yang masih rendah serta penelitian dan publikasi dosen yang harus ditingkatan.

“Beberapa upaya sudah dilakukan melalui kegiatan pelatihan penulisan jurnal, workshop penelitian dan publikasi, dan sebagainya. Namun perlu effort yang lebih bagi para dosen untuk terus meningkatkan kapasitasnya di dalam penelitian
dan publikasi,” kata Plt. Direktur Polteknaker.

Walau masih ada beberapa tantangan, tambah Plt. Direktur Polteknaker, namun ia berharap semua elemen di Polteknaker harus mempunyai komitmen bersama agar Polteknaker menjadi lebih baik dan maju di masa yang akan datang.

“Dengan dukungan seluruh stakeholder, kami berharap SDM lulusan Polteknaker nantinya mempunyai kompetensi dan siap bersaing di pasar kerja,” harap Plt. Direktur Politeknik Ketenagakerjaan.

Acara FGD tersebut dihadiri oleh seluruh pejabat struktural Politeknik Ketenagakerjaan dan seluruh sivitas akademika.